Jumat, 19 Desember 2008

Global Warming

Laut es Kutub Utara sejak dua puluh tahun yang lalu, tahun 1988 mempunyai ketebalan rata-rata lebih dari 3 meter, dengan 50 persen dari esnya sangat keras dan berusia lebih dari jutaan tahun yang lalu. 

Tetapi pada bulan September 2007, Pusat Data Salju dan Es AS (NSIDC) menunjukkan bahwa luas lapisan es di Kutub Utara berada pada titik terendah sepanjang sejarah, lapisan es yang mencair lebih dari 40 persen rata-rata, sementara temperatur di daerah es abadi Alaska dan di sebagian daerah Kanada naik lebih dari 2° C dibandingkan dengan rata-rata sebelumnya. Jika tren ini terus berlanjut maka tanah es abadi di Kutub Utara diramalkan akan kehilangan esnya antara tahun 2008 sampai 2012. 

Pencairan yang cepat pada musim panas 2007 telah membuat Kutub Utara menjadi sebuah pulau yang terpisah dengan daratan. Padahal, wilayah tersebut dikenal sebagai daratan es yang senantiasa menghubungkan Eropa dan Asia sejak pengamatan dilakukan pada tahun 1978. Kedua celah barat laut Kanada dan celah timur laut Rusia telah mencair. Sekarang kapal laut dapat melakukan perjalanan keliling di lapisan es Kutub Utara untuk yang pertama kalinya. 

Awal bulan September 2008, es di Kutub Utara kembali berada pada titik terendah kedua sepanjang sejarah. Sekitar 70 persen dari esnya berupa lapisan es yang baru terbentuk pada musim dingin tahun sebelumnya dan tebalnya hanya 1 meter. Data satelit terakhir menunjukkan bahwa saat ini permukaan es telah menurun menjadi 5,26 juta kilometer persegi. Laju pencairan yang terjadi saat ini sungguh terlalu cepat.

0 komentar: